Cantik yang Berpribadi
Pendapat umum mengatakan, cowok itu tertarik kepada cewek karena kecantikannya. Pernyataan yang bisa jadi memang benar. Terkadang kita melihat segala sesuatu hanya dari kasat mata terlebih dahulu.
Kecantikan adalah kelebihan. Pintar, itu kelebihan yang lain. Tubuh yang ideal, tinggi semampai berbanggalah dengan itu. Kamu baik? Itu adalah karunia dari sang pencipta yang harus disyukuri. Namun semua itu akan siasia jika tidak dirawat dengan baik serta memulyakannya.
Kecantikan adalah daya tarik bagi perempuan. Tidak ada wanita yang tak ingin dirinya cantik. Bahkan yang merasa tak cantik berusaha untuk tampak cantik dengan berbagai cara. Kata orang, kecantikan adalah “daya tawan” lawan jenis. Pada umumnya kaum adam memang mudah “tertawan” oleh kecantikan sang hawa.
Di sebuah Universitas di Yogyakarta, sahabatku Rangga tertarik kepada seorang cewek namanya Tifa. Siapa yang tidak mengenal Tifa, seluruh kampus tak asing dengan gadis manis itu. Dari sudut manapun gadis itu dipandang yang dilihat hanyalah kecantikan belaka. Wajah yang bulat serasi dengan rambut yang panjang menghitam sampai ke pundak.
Segala cara Rangga lakukan untuk lebih dekat dengan Tifa, sampaisampai aku jadi ikutikutan repot dibuatnya. Bagi Rangga harihari pertama PDKT adalah hari yang membanggakan. Karena takut keduluan cowok lain Rangga melakukan serangan kilat tak terduga seperti Jerman menyerang Inggris dalam Perang Dunia II. Tekadnya, Tifa harus menjadi miliknya. Akhirnya mimpi itu menjadi kenyataan.
Cowokcowok sekampus iri dibuatnya, mereka bagaikan Romeo-Juliet atau Sampek-Ingtay seperti cinta klasik Cina yang mengharu biru.
3 Bulan kemudian
Langit pagi yang bersih membuat gumpalan awan putih, bergerak membumbung tinggi. Mentari pagi menyambut, mengawali hari.
Telepon genggam itu berdering di atas meja.
Aku… Hallo
Dia… Gw pengen ketemu, sekarang!
Aku… Kq mendadak banget sih, knp emang?
Dia… Mau ngomong sama lo, gw pusing banget nih
Aku… Masalah apa?
Dia… Ah, lo ini. Kerumah gw sekarang ya!!
Tut…tuut…tuuuut….tuuuuuut….. Lalu telepon terputus.
Aku bingung, apa sebenarnya yang terjadi. Aku meletakkan kembali telepon genggam ke atas meja. Bergegas mandi dan langsung menuju ke lokasi.
Sesampainya disana, Rangga berkeluh kesah. Ternyata Rangga putus dari Tifa, dengan alasan, “Tifa itu cantik diluar tapi gag cantik di dalam. Lamalama jadi aneh, ternyata hati nya gag baik. Gw udah coba bertahan ngerubah sifat dia, tapi siasia.. Tifa sendiri gag mau berusaha buat berubah.”
Aku kaget setelah mendengarkan penjelasan dari Rangga tentang sifat dan sikap Tifa yang tidak sesuai dengan apa yang nampak.
Kecantikan lahir seorang wanita memang mudah menarik perhatian pria. Wajar karena belum tahu sifatsifat aslinya. Ternyata kecantikan lahir saja tidak cukup mengikat agar seorang pria tidak lari.
Akan lebih baik jika seorang wanita memiliki dua hal sekaligus, kecantikan luar dalam atau inner beauty, dan itu tumbuh dengan sendirinya. Kedua unsur itu harus saling mendukung. Peribahasa Perancis mengatakan, “Kecantikan tanpa Kebijakan bagai bunga tanpa keharuman.”
Jadi kalau anda cewek yang cantik, bersyukurlah karena telah diberi karunia yang mungkin lebih dari orang lain. Tapi peliharalah kecantikan itu dengan akhlak yang mulia. Karena, cantik saja tidak cukup kalau tidak memiliki kepribadian yang baik.
Hiks… Aku jadi merasa bersalah juga ini, kenapa dulu nyombangin Tifa dengan Rangga yaa. 😦 Jadi, berhatihatilah bagi kaum adam dalam memilih pasangan.
“Don’t judge the book from the cover”
Yaa, begitulah kisahnya. Wah..wah… Bussset, ternyata postingan kali ini sungguh..sangat panjang euy.. Harap maklum 😉